http://arakucentre.files.wordpress.com/2012/05/sastrajawa.jpg
Menurut beberapa artikel yang aku baca, orang Jawa merupakan suku bangsa yang terbesar di Indonesia. Ketika bertutur kata, aku perhatikan hampir dipastikan mereka semua menggunakan bahasa Jawa.
Dalam sebuah survei yang diadakan majalah tempo pada awal dasawarsa 1990-an, kurang lebih hanya 12% orang Jawa yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa mereka sehari-hari, sekitar 18% menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia secara campur, dan selebihnya hanya menggunakan bahasa Jawa saja. (http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Jawa)
Menurutku, budaya Jawa termasuk unik karena membagi tingkat bahasa Jawa menjadi beberapa tingkat yaitu Ngoko, Madya, dan Krama. Awalnya aku merasa kesulitan ketika ingin mengutarakan pendapat, karena lidah ini tidak pandai berkelit menggunakan bahasa Jawa dengan fasih.
Ironisnya lagi, semester 4 ini ada mata kuliah Bahasa Jawa.
Hastag Aku Rapopo.
Di kota orang memang harus bertarung mental.
................................................
Saat UTS, mata kuliah yang paling populer untuk dibicarakan adalah mata kuliah Bahasa Jawa.
Kenapa?
Kenapa?
Mempelajari bahasa krama perlu mempunyai referensi kosakata bahasa krama yang
banyak karena terkadang orang Jawa sendiri saja banyak yang belum bisa
bicara menggunakan bahasa krama dengan lancar. Kalau yang dipakai dalam sehari-hari itu
biasanya ngoko atau terkadang krama madya.
Disini aku akan menceritakan pengalamanku ketika ujian bahasa Jawa
Karena inilah yang aku lakukan selama ujian Bahasa Jawa berlangsung.....
5 menit pertama...
Aku terlambat. Semua mata sepertinya tertuju padaku ketika membuka pintu dengan perlahan sambil mengucapkan salam. Mungkin mereka heran dan mengira bahwa aku salah masuk ruangan ujian.
2 menit selanjutnya...
Aku berusaha tenang. Berusaha ngumpulin jiwa dan ngatur napas setelah ngos-ngossan naik tangga.
2 menit kedua...
Aku mulai fokus membaca soal-soal Bahasa Jawa. Ternyata fokus aja nggak cukup. Langsung langsing rasanya.
2 menit ketiga...
Aku menerawang keadaan sekitar. Iseng ngeliatin mahasiswa lain yang kelihatan panik.
5 menit kemudian...
Suasana ruangan ujian cukup hening, dan aku masih tenang walaupun nggak ngerti apa yang diperintahkan oleh soal-soal ujian itu. Selembar soal ini sungguh luar biasa.
5 Menit berikutnya...
Aku masih berjuang. Berusaha tetap terjaga. Agak ngantuk. Sebenarnya aku belajar, dan aku cukup paham jika itu sebatas materi seperti ketika kita mempelajari bahasa Indonesia. Aku bisa input tapi bingung ketika di output.
Ketika di awal ujian aku ditanya oleh pengawas ujian (yang kebetulan dosen bahasa Jawaku sendiri),
"Ayuk, gimana? Bisa?"
"Ya gimana ya Bu, saya soalnya aja gak paham gimana mau jawab, bu? hehe."
*seisi ruangan tertawa*
"Ya gimana ya Bu, saya soalnya aja gak paham gimana mau jawab, bu? hehe."
*seisi ruangan tertawa*
(Sepertinya mereka mulai paham kalau saya mahasiswi yang berasal dari luar Jawa)
"Yaudah, sabar, yuk.. kamu pasti bisa!" Sambil nepuk bahuku.
"Iya, Bu. Aku rapopo."
Aku nyerah di 5 menit terakhir. Menyesali kenapa aku gak bisa menterjemahkan bahasa krama inggil. Berbagai usaha telah aku lakukan, mulai dari membuka catatan-catatan ketika kuliah, belajar di buku Bahasa Jawa yang tulisannya krama Inggil semua, pengen belajar sama temen-temen tapi mereka malah bilang "aku aja nggak mudeng yuk walaupun orang Jawa", dan okelah usaha aku yang terakhir adalah berdoa dan pake insting.
Ini ada beberapa cara/tips yang bisa kita lakukan bersama-sama untuk berusaha belajar bahasa Jawa:
1) Sering-sering membaca buku bahasa Jawa.
(Kalau sampe keracunan hubungi Saras 008)
2) Praktekin bahasa Jawa ke orangtua, kakak, adek, tetangga, temen-temen, para fans, dan masyarakat umum.
(Yaa, kuncinya kudu siap-siap aja diketawain)
3) Banyak-banyak belajar kosa kata bahasa Jawa dan penggunaannya.
(Bahasa Jawanya ini - artinya apa? - digunakan untuk apa?)
4) Private sama yang jago bahasa Jawa.
(jangan salah orang, usahakan sehemat mungkin dan cari yang gratisan)
5) Jangan malu bertanya.
(tetapi jangan sering-sering bertanya juga, biar gak ngeselin)
6) Diam, dan perhatikan teman-teman yang lagi ngomong. Pelajari intonasi, gerak tubuh, dan ekspresi atau mimik wajahnya.
7) Siapkan balpoin dan notes kecil untuk mencatat kata-kata baru yang tidak dimengerti.
Yaa, mungkin itu sedikit cerita dan tips dari saya (by Ayuno, to Ayuno) agar lebih banyak meluangkan waktu dalam mempelajari bahasa Jawa.
Semoga WAKTU bisa menjawabnya.
(hehehe)
mantab nih... terima kasih telah bersedia berbagai pengalaman....
BalasHapussama sama ye
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusterima kasih
BalasHapusSemestinya bahasa Jawa menjadi bahasa nasional resmi Indonesia, bukannya bahasa melayu
BalasHapusPoinnya adalah keberagaman bahasa daerah telah melahirkan bahasa yang satu, Bahasa Indonesia, sebagai bahasa nasional.
HapusLayaknya keberagaman bahasa di dunia, bahasa Inggris dipilih sebagai bahasa internasional, agar semua negara dapat berkomunikasi satu sama lain.
wih mantap, solusi ini mah.. silahkan yang lain cus ke blognya dia.
BalasHapusInfonya mantaapppppp keren. Bahasa daerah lain gimana
BalasHapus